4 November 2013

Las oxy acytelin


1.Pengertian Las oxy-acetylene
Las Oxy-Acetylene (las asetilin) adalah proses pengelasan secara manual,dimana permukaan yang akan disambung mengalami pemanasan sampai mencair oleh nyala (flame) gas asetilin (yaitu pembakaran C2H2 dengan O2), dengan atau tanpa logam pengisi, dimana proses penyambungan tanpa penekanan.Disamping untuk keperluan pengelasan (penyambungan) las gas dapat jugadipergunakan sebagai : preheating, brazing, cutting dan hard facing. Penggunaanuntuk produksi (production welding), pekerjaan lapangan (field work), danreparasi (repair & maintenance).
Dalam aplikasi hasilnya sangat memuaskan untuk pengelasan baja karbon,terutama lembaran logam (sheet metal) dan pipa-pipa berdinding tipis. Meskipundemikian hampir semua jenis logam ferrous dan non ferrous dapat dilas denganlas gas, baik dengan atau tanpa bahan tambah (filler metal).Disamping gas acetylene dipakai juga gas-gas hydrogen, gas alam, propane,untuk logam–logam dengan titik cair rendah. Pada proses pembakaran gas-gas tersebut diperlukan adanya oxygen. Oxygen ini didapatkan dari udara dimanaudara sendiri mengandung oxygen (21%), juga mengandung nitrogen (78%),argon (0,9 %), neon, hydrogen, carbon dioksida, dan unsur lain yang membentuk gas.
Prisip dari pengelasan ini tidak terlalu rumit. Hanya dengan mengatur besarnya gas asetilen dan oksigen, kemudian ujungnya didekatkan dengan nyala api maka akan timbul nyala api. Tetapi besarnya gas asetilen dan oksigen harus diatur sedemikian rupa dengan memutar pengatur tekanan sedikit demi sedikit. Apabila gas asetilen saja yang dihidupkan maka nyala apinya berupa nyala biasa dengan mengeluarkan jelaga. Apabila gas asetilennya terlalu sedikit yang diputar, maka las tidak akan menyala.
Kecepatan penarikan kembali gas per jam dari sebuah silinder asetilen tidak boleh lebih besar dari 20% (seperlima) dari isinya, agar gas aseton bisa dialirkan (silinder asetilen haruslah selalu tegak lurus).Hasil pembakaran dalam las oksi-asetilen dapat berubah bergantung pada perbandingan antara gas oksigen dan gas asetilennya. Ada tiga macam nyala api dalam las oksi-asetilen seperti ditunjukkanpada gambar dibawah.

2.Macam-macam nyala api
a.     Nyala asetilen lebih (nyala karburasi)
Bila terlalu banyak perbandingan gas asetilen yang digunakan maka di antara kerucut dalam dan kerucut luar akan timbul kerucut nyala baru berwarna biru. Di antara kerucut yang menyala dan selubung luar akan terdapat kerucut antara yang berwarna keputih-putihan, yang panjangnya ditentukan oleh jumlah kelebihan asetilen. Hal ini akan menyebabkan terjadinya karburisasi pada logam cair. Nyala ini banyak digunakan dalam pengelasan logam monel, nikel, berbagai jenis baja dan bermacam-macam bahan pengerasan permukaan non-ferous.
b.     Nyala oksigen lebih (nyala oksidasi)
Bila gas oksigen lebih daripada yang dibutuhkan untuk menghasilkan nyala netral maka nyala api menjadi pendek dan warna kerucut dalam berubah menjadi ungu. Nyala ini akan menyebabkan terjadinya proses oksidasi atau dekarburisasi pada logam cair. Nyala yang bersifat oksidasi ini harus digunakan dalam pengelasan fusion dari kuningan dan perunggu namun tidak dianjurkan untuk pengelasan lainnya.
c.Nyala netral
Nyala ini terjadi bila perbandingan antara oksigen dan asetilen sekitar satu. Nyala terdiri atas kerucut dalam yang berwarna putih bersinar dan kerucut luar yang berwarna biru bening. Oksigen yang diperlukan nyala ini berasal dari udara. Suhu maksimum setinggi 3300 sampai 3500 oC tercapai pada ujung nyala kerucut.Karena sifatnya yang dapat merubah komposisi logam cair maka nyala asetilen berlebih dan nyala oksigen berlebih tidak dapat digunakan untuk mengelas baja.Suhu Pada ujung kerucut dalam kira-kira 3000° C dan di tengah kerucut luar kira-kira 2500° C.
3.Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan pengelasan Oxy-acetylene :
1.    Pemanasan benda kerja menggunakan nyala api las harus terbagi rata pada kedua bagian benda kerja yang hendak disambung.
2.    Pemanasan benda kerja dilakukan secara berangsur-angsur hingga mencapai titik lebur
3.    Ujung kawat pengisi dicairkan pada saat kampuh las sudah melebur.
4.    Ketika melakukan pengelasan posisi vertikal, kawah lasan tidak boleh terlalu besar agar benda kerja yang sedang berada dalam kondisi cair tidak tumpah

4.Teknik Ayunan Nozzle

1.    Ayunan melingkar 

2.    Ayunan segitiga/zig-zag

3.    Ayunan trapesium

4.    Ayunan “l”
5.    Ayunan “e”
6.    Ayunan “i”


5.Macam-macam pengelasan
a.Mengelas Posisi Mendatar 
       Kampuh I

  Kemiringan nozzle antara 60o– 70o.
  Kemiringan bahan tambah antara 30o– 40o.
  Bahan tambah dipanasi hingga mencair, dan digerakkan mengayunke samping (kiri-kanan) untuk mengaduk kawah lasan.

                  Kampuh V
  Pada saat mengelas kampuh V, harus diperhatikan agar cairan las tidak menetes di muka nyala api las.
  Kemiringan nozzle 70o, sedangkan bahan tambah dimiringkan 60o terhadap jalur lasan.
  Pada saat mengisi jalur lasan, nozzle dan bahan tambah dijauhkan –didekatkan ke kampuh secara bersamaan dengan arah gerakan yang berlawanan.
  Saat nozzle dijauhkan, bahan tambah didekatkan ke kampuh, dan sebaliknya; dilakukan secara kontinyu hingga alur lasan selesai.
    
                  Kampuh Berimpit
  Nyala api las diarahkan ke sudut kampuh agar pencairan terjadi pada kedua benda kerja.
  Nozzle dimiringkan membentuk sudut 80o terhadap permukaan benda kerja dan 60o – 70o terhadap jalur lasan.
  Bahan tambah dimiringkan 30o– 40o terhadap jalur lasan.

Kampuh T
  Posisi benda kerja diatur sedemikian rupa agar kampuh membuat sudut 45o terhadap bidang horisontal.
  Sebelum melakukan pengelasan, buat titik-titik las pengikat (tack weld ) beberapa tempat.
  Sudut jalan bahan tambah berkisar antara 30o– 40o terhadap jalur lasan.

Kampuh Sudut Luar 
  Nyala api las diarahkan ke tengah kampuh.
  Nozzle digerakkan sepanjang jalur sambungan.
  Kemiringan nozzle sekitar 70o terhadap jalur lasan.
  Kemiringan bahan tambah sekitar 60o terhadap jalur lasan.

b.Mengelas Posisi Horisontal
Pada pengelasan posisi horisontal, cairan las cenderung mengalir kebawah. Oleh karena itu posisi nozzle dimiringkan ke bawah 10o dari garis horisontal seperti pada gambar.Apabila cairan las terlihat akan meleleh, jauhkan nyala api las darikawah lasan.Ayunan nozzle dilakukan sekecil mungkin.Untuk pengelasan arah mundur (ke kanan), lakukan ayunan nozzle dengan kecepatan 2 atau 3 langkah per detik.
c.Mengelas Posisi vertikal
Bahan tambah diposisikan di antara nyala api las dengan kawah cair.Sudut bahan tambah 45o– 60o dan sudut nozzle 80o terhadap jalur lasan. Pengelasan dimulai dengan mencairkan las titik pengikat bawah untuk membentuk rigi-rigi las, kemudian dilakukan pengelasan ke arah atas. Nozzle dan bahan tambah diayun ke samping (kiri-kanan) denganarah gerakan berlawanan. Pada akhir jalur lasan, bahan tambah diposisikan di sebelah atas nozzle.
d.Mengelas di bawah tangan
Pengelasan di bawah tangan adalah proses pengelasan yang dilakukan di bawah tangan dan benda kerja terletak di atas bidang datar. Sudut ujung pembakar (brander) terletak diantara 60° dan kawat pengisi (filler rod) dimiringkan dengan sudut antara 30° - 40° dengan benda kerja. Kedudukan ujung pembakar ke sudut sambungan dengan jarak 2 – 3 mm agar terjadi panas maksimal pada sambungan. Pada sambungan sudut luar, nyala diarahkan ke tengah sambungan dan gerakannya adalah lurus.
e.Mengelas di atas kepala (over head)
Pengelasan dengan posisi ini adalah yang paling sulit dibandingkan dengan posisi lainnya dimana benda kerja berada di atas kepala dan pengelasan dilakukan dari bawahnya. Pada pengelasan posisi ini sudut brander dimiringkan 10° dari garis vertikal sedangkan kawat pengisi berada di belakangnya bersudut 45°-60°.
f.Mengelas dengan arah ke kiri (maju)
Cara pengelasan ini paling banyak digunakan dimana nyala api diarahkan ke kiri dengan membentuk sudut 60° dan kawat las 30° terhadap benda kerja sedangkan sudut melintangnya tegak lurus terhadap arah pengelasan. Cara ini banyak digunakan karena cara pengelasannya mudah dan tidak membutuhkan posisi yang sulit saat mengelas.
g.Mengelas dengan arah ke kanan (mundur)
Cara pengelasan ini adalah arahnya kebalikan daripada arah pengelasan ke kiri. Pengelasan dengan cara ini diperlukan untuk pengelasan baja yang tebalnya 4,5 mm ke atas.
6.Cacat-Cacat Pada Las Asetilin
Dengan kondisi pengelasan yang benar, teknik dan meterial sesuai standar,akan menghasilkan pengelasan yang sangat berkualitas. Tetapi seperti pada proses pengelasan yang lain, cacat las dapat terjadi. Cacat yang sering terjadi pada proses pengelasan Oksi-Asetilin antara lain :
• Penetrasi yang kurang sempurna
• Fusi yang kurang sempurna
• Undercutting
• Porosity
• Longitudinal crack

7.Alat Bantu Dan Keselamatan Kerja

ALAT BANTU :

1. Sikat kawat (wire brush)
Sikat kawat berfungsi untuk membersihkan benda kerja yang akan dilas dan sisa-sisa terak yang masih ada setelah dibersihkan dengan palu terak. Bahan serabut sikat terbuat dari kawat-kawat baja yang tahan terhadap panas dan elastis, dengan tangkai dari kayu yang dapat mengisolasi panas dari bagianyang disikat.

2. Palu las (chipping hammer).
Palu las digunakan untuk membersihkan terak yang terjadi akibat proses pemotongan dan pengelasan dengan cara memukul atau menggores teraknya. Pada waktu membersihkan terak, gunakan kacamata terang untuk melindungi mata dari percikan bunga api dan terak. Ujung palu yang runcing digunakan untuk memukul pada bagian sudut rigi-rigi. Palu las sebaiknya tidak digunakan untuk memukul benda-benda keras, karena akan mengakibatkan kerusakan pada bentuk ujungujung palu sehingga palu tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya
.
3.Tang penjepit
Untuk menjepit/memindahkan benda-benda yang panas yang memperoleh panas dari hasil pemotongan dan pengelasan. Tangkai tang biasanya diisolasi

ALAT KESELAMATAN KERJA

1.Topeng las (welding mask)
Untuk melindungi mata, kepala/rambut operator dari percikan-percikan padasaat melakukan pemotongan dengan oksi-asetilin atau api las dan benda -bendapanas lainnya. Juga untuk melindungi muka operator las terhadap percikan hasilpemotongan, dan ledakan percampuran gas yang tidak sempurna.

2.Sarung tangan kulit
Pekerjaan mengelas dan pemotongan selalu berhubungan dengan panas,kontak dengan panas sering terjadi yaitu pada saat pengelasan dan pemotongan benda kerja yang memperoleh panas secara konduksi dari proses pengelasan dan pemotongan. Untuk melindungi tangan dari percikan-percikan api las dan percikan pada saat pemotongan benda-benda panas maka operator las harus menggunakan sarung tangan.

3.Jaket kulit/Apron kulit.
Untuk melindungi kulit dan organ-organ tubuh pada bagian badan operator dari percikan-percikan api las pada saat proses pengelasan dan pemotongan benda kerja serta pancaran sinar las yang mempunyai intensitas tinggi maka pada baian badan perlu dilindungi dengan menggunakan jaket kulit atau apron kulit.

 4.Kaca mata pengaman (safety glasses)
Untuk Melindungi mata pada saat membersihkan kampuh las serta terak hasil dari pemotongan yang menggunakan palu terak maupun mesin gerinda.

5.Sepatu safety

27 Juni 2013

mebuat lampu pad botoltenaga surya

Meski lampu tersebut hanya bisa menyala selama matahari bersinar, artinya pada siang hari dan tidak tertutup mendung, setidaknya bagi masyarakat tidak mampu hal tersebut sudah sangat berarti. Mereka tidak perlu mengeluarkan biaya operasional dan pemeliharaan

Dengan memanfaatkan konsep ini anda sudah melakukan sesuatu yang baik untuk Bumi, yaitu pemanfaatan kembali botol plastik. Sudah saatnya pula Indonesia ikut memanfaatkan teknologi sederhana ini.

Bagaimana cara membuat lampunya?
Pertama-tama anda siapkan bahan-bahannya, yaitu:
  • Botol PET* bekas air mineral (penjelasan PET)
  • Plat logam yang biasanya digunakan untuk atap (biasa disebut "seng")
  • Lem silikon atau lem yang tahan panas dan cuaca
  • Bleach atau bahan yang digunakan untuk pemutih pakaian
  • Air murni atau air mineral
Langkah-langkah pembuatannya sebagai berikut:
Potong plat yang sudah anda siapkan tadi sekitar 9 x 10 inchi dengan gunting khusus untuk logam. Bahan ini bisa dengan mudah anda dapatkan di toko material. Alangkah lebih baik jika anda menggunakan plat bekas yang sudah tidak terpakai lagi. Jangan pernah memotong plat logam dengan kunting kertas, karena akan merusak gunting itu sendiri.
 
Buatlah 2 buah gambar lingkaran dengan perbedaan besar lingkaran sekitar 1-2cm. Ukuran lingkaran dalam kira-kira seukuran dengan diameter botol yang akan digunakan, karena nantinya botol akan dimasukkan ke lubang itu. Potong lingkaran pada sisi dalam. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar.
 
Setelah lingkaran bagian dalam terpotong, buatlah potongan-potongan keluar dengan jarak antar potongan sekitar 1cm. Dengan catatan tidak boleh melebihi garis terluar.




Amplas botol bekas air minum yang sudah anda siapkan. Jangan lupa untuk melepas labelnya. Alasan botol diamplas adalah agar mempermudah proses penempelan.








Masukan botol yang sudah diamplas tadi ke dalam lubang plat yang sudah anda siapkan dengan perbandingan 1/3 ukuran botol untuk sisi yang ada tutupnya (sisi bawah botol lebih masuk). Kemudian oleskan lem dikitar lubang. Oleskan pada dua sisinya agar kualitas daya rekatnya bagus dan terhindar dari kebocoran.




Setelah lem kering, langkah selanjutnya adalah isi botol dengan air mineral hingga hampir penuh kemudian tuangkan sekitar satu tutup botol bleach ke dalamnya.





Lampu botol anda sudah siap digunakan. Sekarang tinggal proses instalasinya. Lampu botol ini setara dengan lampu 55watt.









Untuk proses instalasinya fleksibel dan menurut kebutuhan dan kondisi ditempat anda. Yang harus anda lakukan secara garis besar adalah membuat lubang seukuran botol juga di bagian atap yang ingin dipasangi lampu ini.


Tempatkan perangkat lampu botol anda diatas atap berlubang tadi. Kemudian gunakan paku atau baut untuk mengencangkan sisi-sisi plat lampu botol dengan bagian atap anda.


 Langkah selanjutnya adalah memberi lem disekitar sambungan tadi, agar saat hujan turun air tidak masuk kesela-sela lubang atap anda. Pastikan semua tertutup rapat dengan lem.
Langkah terakhir adalah memberi lem pada tutup botol.










Demikianlah penerapan teknologi sederhana ramah lingkungan yang sudah menerangi jutaaan manusia. Sekarang giliran anda berbagi dengan orang-orang di sekitar anda supaya mereka mendapat penerangan juga tanpa harus memasang lampu dan menyalakan listrik di siang hari. Kita bisa lebih berhemat dan mengurangi emisi CO2.

membuat pembangkit listri tenaga angin sederhana


















Peralatan


Peralatan terdiri dari:
  1. Penggaris
  2. Gunting
  3. Obeng Plus (Positif)
  4. Jangka.
  5. Cutter.
  6. Pensil.
  7. Paku.
  8. Isolasi (Electrical Tape), Merk 3M yang bagus.
  9. Amplas,
  10. Rautan Pensil.
  11. AVO meter.
  12. Glue Gun (Penembak Lem) kalo ada (ini tidak wajib).

Bahan
  • 1 botol mineral bekas berukuran 1,5 liter, contoh merk AQUA.
  • 1 papan berbahan baku plywood, particle board berukuran 25 cm x 14 cm dengan ketebalan 2 cm.
  • 120 meter (kira-kira) kabel magnet. Beli di toko elektronik atau gulung dinamo pompa air atau jet pump. 
  • 1 Lampu LED.
  • 4 buah magnet berbentuk pipih kecil, kalo bisa berbentuk bundar.
  • 4 buah cincin yang biasanya berpasangan dengan mur dan baut. Beli di toko sepeda atau sepeda motor.
  • 1 kayu berbentuk stick kotak (bahasa inggris = dowel) berukuran 2 x 30cm untuk tepi kanan dan kiri dan pengait tepi kanan dan kiri untuk penyangga poros turbin angin bagian atas.
  • 1 kayu berbentuk stick bundar mirip pensil tetapi panjang berukuran 30 cm (round wooden dowel) sebagai poros putar dari turbin angin.
  • Screw Eye, kalo di Indonesia-kan adalah pengait untuk gantungan baju yang mirip kail ikan, sesuaikan dengan stick bundar mirip pensil, diameternya harus lebih lebar agar stick bundar yang berfungsi sebagai poros turbin bisa berputar di dalam Screw eye. Screw eye adalah penyangga poros turbin bagian atas.
  • Mur runcing untuk di pasang ke papan kayu. Cari mur plus (+) agak besar, nanti dipasang pakai obeng plus (+). Mur ini sebagai penyangga poros turbin bagian bawah.
  • Kardus apa saja, sedikit kok, misal kardus indomie, dipakai sebagai penutup turbin bagian atas dan bawah serta untuk membuat gulungan kabel.
  • Lem plastik/kayu.

Hati-hati ! (Peringatan)
  1. Cutter dan gunting bisa menyebabkan tangan anda berdarah !
  2. Lem plastik/pipa/kayu bisa menyebabkan luka bakar serius pada kulit !
  3. Magnet bisa merusak perangkat elektronik dan media penyimpanan magnetik. Jauhkan magnet dari kartu kredit, CD/DVD komputer, kaset, flashdisk.

Bagian ke-1, Desain Kerangka Poros Turbin Angin.


1) Gambar pada kertas, ini adalah rancangan papan tempat turbin di pasang di tengah, dengan poros tegak/vertikal dari stick bulat (mirip pensil) dipasang di tengah-tengah lingkaran. 2 Kotak bujur sangkar di tepi kanan-kiri adalah tempat stick kotak di pasang untuk menyanggah poros pada bagian atas.


2) Pasang mur pada titik tengah lingkaran. Mur sebagai landasan dari poros bawah saat berputar. Mur menjaga agar poros berputar pada tempatnya, tidak sampai bergerak ke kanan ke kiri, apalagi sampai selip keluar dari mur.


3) Stick kotak 30 cm, di pasang vertikal di sebelah kiri dan kanan papan sebagai penyanggah poros tengah.




4) Stick kotak 30 cm harus vertikal terhadap papan dan di bantu 3 siku kayu penyanggah agar kuat menahan saat turbin berputar.




5) Hasil konstruksi stick kotak 30 cm vertikal dengan 3 siku kayu penguat, di pasang di sisi kanan dan kiri papan.


6) Setelah 2 stick 30 cm terpasang vertikal, lalu siapkan stick 20 cm dan tandai tengah-nya sebagai tempat poros turbin pada bagian atas.



7) Lalu ambil poros dengan bentuk bulat. Coba masukan screw eye (kait gantungan baju) ke dalam poros. Ketika di masukkan, ukuran diameter screw eye harus lebih besar tapi jangan terlalu longgar juga agar poros turbin bisa berputar dengan baik.



8) Pasang screw eye pada stick kayu sudah ditandai titik tengahnya. Stick kayu ini nantinya akan diletakan di atas untuk menyanggah poros turbin bagian atas.




9) Raut salah satu ujung poros dengan rautan pensil. Ujung poros yang lancip di pasang di bagian bawah, persis di atas mur plus (+).



10) Ukur posisi tinggi stick kotak kayu penghubung antara penyanggah kanan dan kiri, kira-kira tingginya 28 cm.


11) Rekatkan stick kayu pada titik yang telah ditandai pada ujung penyanggah kanan dan kiri.




12) Kerangka Turbin angin telah selesai dibuat. Pastikan poros berbentuk spt pensil dengan ujung bawah lancip bisa berputar dengan lancar. Selanjutnya adalah bagian instalasi Coil dan Stator.

23 Juni 2013

Membuat solar cell / Panel Surya sendiri
Solar Cell atau panel surya adalah alat untuk menconversi tenaga matahari kedalam energy listrik. Solar Cell mulai popular akhir-akhir ini, selain mulai menipisnya cadangan enegy posil , isu global warming, energy yang dihasilkan juga sangat murah karena sumber energy (matahari) bisa didapatkan secara gratis.
Sollar Cell berkekuatan besar dapat didapatkan di toko-toko energy alternative seperti alpensteel.com atau toko lainnya. Solar cell ini terbuat dari pemrosesan silicon tingkat tinggi yang dibuat di pabrik besar, yang menghasilkan energy tingkat besar namun tentu saja tidak murah.
Namun, apabila Anda sedikit kretif, Anda dapat membuat sendiri solar cell dari bahan-bahan yang di dapatkan dari toko besi dan hanya dibutuhkan waktu beberapa jam untuk membuatnya.
Solar Cell yang akan kita bangun terbuat dari cuprous oxide dan bukan silicon. Cuprous oxide merupakan salah satu bahan yang dikenal mampu menampilkann efek photoelectric. Dimana merubah cahaya dan menjadikan listrik mengalir dalam suatu material.
Bahan Baku yang dibutuhkan
Bahan baku yang dibutuhkan untuk membuat solar cell ini antara lain:
  1. Sebuah lembaran tembaga berkilat yang dapat Anda temukan di toko besi.
  2. Dua buah capit buaya
  3. Sebuah Micro ammeter yang dapat membaca arus antara 10 hingga 50 micro amper.
  4. Sebuah kompor listrik, bisa didapatkan di toko elektronik seharga kurang lebih Rp. 100.000
  5. Sebuah botol pelastik bening, Anda dapat menggunakan botol bekas air mineral dengan memotong bagian atasnya.
  6. Garam meja,  kami menggunakan 2 sendok garam meja.
  7. Air Keran
  8. Ampelas atau dapat juga menggunakan sikat kawat.
  9. Gunting (untuk memotong kawat tembaga)
Bagaimana Membuatnya?
Lantas bagaimana membuatnya? Ikuti langkah-langkah berikut ini :
Persiapkan kompor listrik

Membuat Solar Cell sendiri

Langkah pertama adalah memotong kawat tembaga seukuran dengan panel pemanas pada kompor listik. Sebelumnya cucilah terlebih dahulu tangan Anda agar tidak ada minyak atau lemak yang menempel pada tembaga tersebut.
Bersihkan tembaga yang telah dipotong dengan sikat kawat atau ampelas agar tidak ada kotoran atau hal lain yang menghalangi energy matahari yang akan diserap.
Setelah tembaga bersih dan kering, tempatkan tembaga tersebut diatas kompor listrik, kemudian bakar dengan voltase paling tinggi.

Membuat Solar Cell sendiri
 Saat tembaga mulai memanas Anda akan melihat pola oksidasi mulai terbentuk dengan warna yang indah perpaduan antara warna kuning dan warna orange.
Sebagian tembaga akan lebih panas dan menampilkan warna hitam.

Membuat Solar Cell sendiri

Kemudian setelah warna-warna menghilang, tembaga akan berubah warna menjadi merah terang dengan merata.
Bakar tembaga selama 30 menit hingga lapisan tembaga menjadi menjadi  hitam kental. Hal ini penting karena lapisan hitam akan terkelupas dan lapisan tipis tetap menempel pada tembaga.


Membuat Solar Cell sendiri

Setelah dibakar selama 30 menit, matikan kompor. Tinggalkan tembaga diatas kompor dan biarkan dingin. Biarkan dingin secara alami karena mendinginkan terlalu cepat akan lapisan oksida hitam tetap akan menempel pada tembaga.
Setelah dingin, lapisan tembaga akan mengkerut oksida hitam juga akan menyusut.

Membuat Solar Cell sendiri


Setelah tembaga di dinginkan (memakan waktu sekitar 20 menit) sebagain besar oksida hitam akan menghilang. Cuci dan gosok perlahan dengan tangan pada air yang mengalir untuk membersihkan butiran-butiran kecil. Cuci secara perlahan dan jangan meregangkan tembaga karena akan merusak lapisan oksida corpus merah yang kita butuhkan untuk menghasilkan energy.
Membuat Solar Cell sendiri

Langkah selanjutnya sangat mudah dan cepat.
Potong lembaran tembaga lainnya seukuran dengan tembaga pertama yang telah kita bakar tadi. Tekuk kedua potongan dengan lembut kemudian masukan ke dalam botol pelastik tanpa menyentuh satu sama lain.
Tembaga yang tadi dibakar adalah sisi yang paling baik untuk menghadap keluar botol karena permukaannya halus dan bersih.
Pasangkan 2 capit buaya, satu ke tembaga yang baru dan satu lagi ke tembaga yang telah dibakar. Pasang ujung kabel dari plat tembaga yang bersih ke terminal positif dari meter dan tembaga yang telah dibakar pada terminal negatif pada meter.
Kemudian campurkan 2 sendok garam meja kedalam air yang telah dipanaskan, aduk hingga garam larut pada air. Masukan air garam kedalam botol dengan hati-hati, jangan sampai membasahi capit buaya yang telah kita pasang.
Air garam yang dimasukan tidak boleh menenggelamkan seluruh plat tembaga, Anda tinggalkan minimal 1 inci tembaga yang tidak terendam air, hal ini untuk mengurangi resiko capit buaya terkena air saat memindahkan solar cell.
Photo dibawah ini adalah menunjukan energy yang dihasilkan adalah 6 micro amper saat terhalang bayangan saya.

Membuat Solar Cell sendiri
 Photo dibawah adalah tenaga yang dihasilkan saat solar cell ditempatkan dibawah sinar matahari, tenaga yang dihasilkan melonjak menjadi sekitar 33 micro amper. Bahkan kadang-kadang tenaga yang dihasilkan lebih dari 50 micro amper.
Membuat Solar Cell sendiri

cara kerja mesin las

Cara kerja Mesin Las Listrik

Mesin Las

Sumber tenaga mesin las dapat diperoleh dari:
- motor bensin atau diesel
- gardu induk

Tenaga listrik tegangan tinggi dialihkan kebengkel las melalui beberapa transformator.
Tegangan yang diperlukan oleh mesin las biasanya:
- 110 Volt
- 220 Volt
- 380 Volt

Antara jaringan dengan mesin las pada bengkel, terdapat saklar pemutus.

Mesin las yang digerakkan dengan motor, cocok dipakai untuk pekerjaan lapangan atau pada bengkel yang tidak mempunyai jaringan listrik.







Busur nyala las ditimbulkan oleh arus listrik yang diperoleh dari mesin las.

Busur nyala terjadi apabila dibuat jarak tertentu antara elektroda dengan benda kerja dan kabel masa dijepitkan kebenda kerja.

Mesin las ada dua macam, yaitu:
- mesin las D.C (direct current – mesin las arus searah)
- mesin las A.C (alternating current – mesin las arus bolak-balik)

Pemasangan kabel skunder, pada mesin las D.C dapat diatur / dibuat menjadi DCSP atau DCRP.
- bila kabel elektroda dihubungkan kekutub negative mesin, dan kabel masa dihubungkan kekutub positif maka disebut hubungan polaritas lurus (D.C.S.P)
- pada hubungan D.C.S.P, panas yang timbul, sepertiga memanaskan elektroda dan dua pertiga memanaskan benda kerja.

Berarti benda kerja menerima panas lebih banyak dari elektroda.

- bila kabel elektroda dihubungkan kekutub positif mesin, dan kabel masa dihubungkan kekutub negative maka disebut hubungan polaritas terbaik (D.C.R.P)

catatan:
DCSP = direct current straight polarity
DCRP = direct current revers polarity

- pada hubungan D.C.R.P, panas yang timbul, dua pertiga memanaskan elektroda dan sepertiga memanaskan benda kerja. Berarti elektroda menerima panas yang lebih banyak dari benda kerja
- kapan dipergunakan D.C.R.P, tersebut?
Ini tergantung pada :
- bahan benda kerja
- posisi pengelasan
- bahan dan salutan elektroda
- penembusan yang diinginkan

Pada mesin las A.C, kabel masa dan kabel elektroda dapat dipertukarkan tanpa mempengaruhi perubahan panas yang timbul pada busur nyala.

Keuntungan-keuntungan pada mesin D.C antara lain:
- busur nyala stabil
- dapat menggunakan elektroda bersalut dan tidak bersalut
- dapat mengelas pelat tipis dalam hubungan DCRP
- dapat dipakai untuk mengelas pada tempat-tempat yang lembab dan sempit

Keuntungan-keuntungan pada mesin A.C, antara lain:
- busur nyala kecil, sehingga memperkecil kemungkinan timbunya keropos pada rigi-rigi las
- perlengkapan dan perawatan lebih murah

Besar arus dalam pengelasan dapat diatur dengan alat penyetel, dengan jalan memutar handle menarik atau menekan, tergantung pada konstruksinya.










Besar ampere yang dihasilkan mesin dapat dilihat pada skala ampere.
Assalamualaikum wr.wb
Sesuai dengan judul diatas, kali ini Saya akan memberikan langkah langkah dalam mengelas menggunakan mesin las mig.
Berikut Cara Kerja Mesin Las Mig:
Persiapan:
1. Mengecek kelengkapan dan kondisi peralatan, baik peralatan utama maupun keamanan bila perlu dibersihkan dari debu dan terak.
Peralatan Utama:
• Mesin las, power supply (pemasok arus listrik)
• Tabung gas pelindung (argon dan helium)
• Flowmeter gas pelindung
• Regulator
• Gas mixturer
• Welding gun/torch
• Meja las
• Elektroda
• Selang pendingin, Fitting.
Peralatan keamanan:
• Sarung tangan
• Tabung pemadam
• Sepatu
• Helm las (kedok)
• Apron
2. Pastikan semua alat dapat digunakan dengan baik.
Proses pengelasan:
Panas dari proses pengelasan ini dihasilkan oleh busur las yang terbentuk diantara elektroda kawat (wire electrode) dengan benda kerja. Selama proses las MIG (GMAW), elektroda akan meleleh kemudian akan menjadi deposit logam las (weld beads). Gas pelindung digunakan untuk mencegah terjadinya oksidasi dan melindungi hasil las selama masa pembekuan (solidification).
Langkah-langkah pengelasan:
• Bersihkan jalur logam yang akan di las.
• Pilih elektroda yang akan digunakan, untuk logam yang tipis gunakan diameter yang kecil, sedangkan untuk logam yang tebal gunakan elektroda dan mesin yang lebih besar.
• Gunakan jenis elektroda yang tepat, sesuai dengan logam dasarnya (base metal) dan posisi pengelasannya.
• Gunakan jenis gas pelindung yang tepat sesuai dengan jenis logamnya (ferro atau non ferro).
• Setting semua parameter pengelasan pada mesin las.
• Nyalakan mesin las.
• Jaga jarak stickout tetap antara ¼ hingga 3/8 inchi
• Jaga posisi torch sesuai arah pengelasan.
• Setelah selesai, matikan mesin las.
• Bersihkan jika ada slag
Didalam pengelas MIG (GMAW), elektroda umumnya berbentuk solid dan semua gas pelindung berasal dari sumber luar.
Ada tiga jenis proses MIG (GMAW) yang banyak dipakai yaitu:
1. Short-circuiting (GMAW-S)
2. Spay atau globular transfer GMAW
3. Pulsed arc (GMAW-P)
Sekian postingan Saya kali ini, semoga dapat memberi manfaat untuk kalian :)
Proses Manufaktur (manufacturing process), Bagan Pengertian Teknik Produksi di dalam kalasifikasi Proses manufaktur, Mata kuliah Teknik Produksi, Praktikum Proses Produksi, Jurusan Teknik Mesin.
  • Dalam pembuatan suatu produk mencakup perencanaan prosediantaranya pemilihan bahan dan proses, peralatan, perkakas, dan penyusunan urutan operasi yang diperlukan untuk mengubah bentuk material mentah menjadi produk yang diingankan.
  • Memproduksi sesuatu  memerlukan perangkat perkakas dan mesin yang  dihasil dapat digunakan dengan tepat dan ekonomis. Ini dilakukan agar produk yang dihasilkan dapat menguntungkan. Oleh karena itu, produksi ekonomis merupakan salah satu bagian dari proses manufaktur. Dimana dalam sistem tersebut akan berlangsung pemanfaatan mesin atau peralatan, perkakas, dan tenaga kerja untuk membuat suatu produk. Manufaktur dapat dianggap sebagai kegiatan manusia, dari kerajinan sampai dengan teknologi tinggi.
  • Proses manufaktur adalah suatu proses dalam cabang industri yang mengaplikasikan peralatan dan media proses untuk mengubah bahan mentah menjadi barang jadi baik untuk dipakai maupun dijual.
  • Proses produksi adalah proses mengubah bahan mentah menjadi bahan setengah jadi atau bahan yang sesuai dengan diinginkan dalam bentuk bagian atau komponen. Penggambaran secara umum dalam proses pengerjaan diklasifikasikan sebagai berikut :
kalsifikasi proses manufaktur
Bagan Klasifikasi Proses Manufaktur


  • Berdasarkan klasifikasi diatas maka proses manufaktur dibagi kedalam dua bagian yaitu pembuatan dan perakitan. Pada proses pengolahan dilakukan suatu modifikasi bahan mentah atau material yang meliputi perubahan ukuran dan kondisi yang disesuaikan dengan kriteria atau bentuk yang diinginkan.
  • Dalam sistem manufaktur yang terintegrasi dengan baik, susunan proses juga dipengaruhi oleh plan layout (tata letak mesin dalam pabrik). Susunan proses harus dirancang sedemikian rupa agar suatu benda kerja bergerak sesuai dengan flow (aliran) benda kerja di lantai pabrik. Sebaliknya mesin-mesin didalam sebuah pabrik harus tersusun dengan baik agar dapat mendukung kelancaran tahapan proses produksi.
Sekian pembahasan tentang Proses Manufaktur (manufacturing process) Semoga bermanfaat.